11/12/12

MENCARI GAGASAN UTAMA

GAGASAN UTAMA
Gagasan Utama dalam Paragraf
Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran bahasa Indonesia baik di SD, SMP, maupun SMA adalah mengenai Gagasan Utama dalam Paragraf. Nama lain dari gagasan utama adalah ide pokok, gagasan pokok, atau ide sentral. Jadi, kalian jangan bingung ketika membaca soal ataupun tulisan dengan menggunakan nama yang berbeda-beda ini. Pada dasarnya, mereka adalah satu, alias saudara kembar.

Apa yang dimaksud dengan gagasan utama itu?
Kita harus tahu bahwa setiap paragraf yang baik haruslah mempunyai gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema yang menjiwai paragraf tersebut. Artinya, paragraf yang bersangkutan hanya membahas tentang itu, bisa memperdalam, atau memberi contoh-contohnya.

Sifat gagasan utama adalah umum. Ketika membaca paragraf, temukan kalimat yang bermakna umum, jangan mencari yang maknanya khusus atau spesifik. Jika kamu sudah menemukannya, berarti kamu sudah mendapatkan gagasan utamanya. Tidak sulit bukan?

Selalu dan selalu dalam ulangan ataupun ujian nasional, ada pertanyaan mengenai gagasan utama ini. Berarti, ini adalah pokok bahasan yang penting. Pertanyaannya bisa berupa menanyakan letak gagasan utamanya, ataupun menanyakan apa gagasan utamanya.

Mari kita bahas satu per satu. Di manakah letak gagasan utama dalam sebuah paragraf? Kalian harus membayangkan sebuah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Karena sebenarnya syarat paragraf yang baik memang harus terdiri dari beberapa kalimat, di mana ada gagasan utama yang tertuang dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada beberapa kalimat penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.

Jadi, di manakah letak gagasan utamanya?
1. Di awal paragraf. Ini adalah tempat favorit gagasan utama. Bisa dikatakan, 75%-80% gagasan utama terletak di sini. Mengapa? Karena rupanya para penulis hampir selalu memulai paragrafnya dengan menuliskan gagasan utamanya, yaitu kalimat yang bersifat umum itu dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelas dari gagasan utama itu.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing.
Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

2. Di akhir paragraf. Banyak juga paragraf yang seperti ini. Artinya, paragraf itu dimulai dengan rincian, baru ditutup dengan pernyataan umum.
Contoh:
Ada orang yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.
Gagasan utamanya: Berbagai cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

3. Di awal paragraf dan diulang lagi di akhir paragraf. Paragraf yang seperti ini, berarti dimulai dengan pernyataan umum dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi. Pengulangan ini tidak sama 100%, tapi kata-kata yang dipergunakan kurang lebih sama.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk menyambut tahun baru.
Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

4. Di seluruh isi paragraf. Letak gagasan utama terakhir ini hanya didapati di dalam prosa/cerita-cerita. Itulah sebabnya paragraf yang seperti ini disebut 'paragraf deskriptif atau paragraf naratif'. Ingat kan arti narasi? Ya betul, narasi artinya cerita. Mengapa ada di seluruh isi paragraf? Itu pertanyaan yang bagus karena tahu sendiri, namanya juga cerita, jadi semua kalimatnya saling bertautan alias berhubungan. Jadi, tidak ada yang khusus berisi gagasan utama.
Contoh:
Salah satu kerinduan ibu saya adalah melihat kami, anak-anaknya, dapat menyelesaikan pendidikan dan mendapat pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan kami masing-masing. Di atas semua kerinduan itu, ia menanamkan kepada kami sikap yang takut akan Tuhan dan hati yang mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Ibu selalu mengajarkan. "Kalau bukan Tuhan yang menyertai dan memberkati usaha yang kita lakukan, maka semua usaha dan kekuatan yang kita kerahkan akan sia-sia. Karena itu, berdoalah untuk setiap hal yang sudah kita rencanakan dan mintalah tuntunan serta campur tangan-Nya.
Gagasan utamanya: Kerinduan dan ajaran ibu.
Membuat rangkuman materi paragraf atau alinea :
1. Pengertian paragraf :
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
2. Syarat paragraf yang baik :
1). Kepaduan paragraf
Yaitu kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Agar kalimat-kalimat bertahan secara logis dan padu maka menggunakan kata penghubung yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Kata penghubung intrakalimat : kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.
Contoh penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain-lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yaitu oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain-lain.
2). Kesatuan paragraf
Kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama diletakkan di awal paragraf ( deduktif ) atau di akhir paragraf ( induktif ).
3). Kelengkapan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama.
3. Pengembangan paragraf :
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi.
1) Cara Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh :
Indeks harga saham berguguran, nilai uang rupiah jatuh terhadap dollar AS, dan krisis itu mencekam dunia perbankan. Karena itu, amat dapat dimaklumi, prospek perekonomian 2009 dalam kacamata waktu itu sungguh buram.
Penjualan mobil pada Juni dan Juli 2009 sudah menyamai rata-rata penjualan bulanan sepanjang 2008. Sedangkan, produk utama ekspor kita-batu bara dan kelapa sawit-merasakan harga yang tidak terlalu buruk sehingga menghasilkan daya beli bagi daerah penghasil komoditas itu untuk produk-produk industry dari Jawa ( Kompas, 2009 : 6 ).
Indonesia dijadikan model dengan 90 persen penduduk berusia 15-54 tahun melek aksara. Akan tetapi, kalau prestasi ini tampaknya belum ada titik tamu dengan peringkat Indeks Pembangunan Manusia ( HDI ), itu belum merupakan simbiosis mutualistis ( Kompas, 2009 : 6 ).
2) Cara Perbandingan
Pengembangan paragraph dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh :
Belasan wartawan Hongkong ini berkerumun di gerbang kantor penghubung Pemerintah China di Hongkong seraya menyanyikan slogan, “Kekerasan terhadap wartawan itu tindakan tak terpuji”. Tak seperti halnya di belahan di China, bekas Koloni Inggris ini memang maasih menjanjikan kebebasan hak-hak sipil serta tempat berkembangnya industri media. Selain dikenal “agresif” terhadap sejumlah kebijakan China, media pers Hongkong juga menyajikan liputan yang relatif tanpa sensor.
Sementara itu, Radio RTHK memberitakan, polisi Urumqi, ibu kota Propinsi Xinjiang, menahan dua jurnalisnya dan tiga wartawan Hongkong lainnya hari Minggu ( Kompas : 10 ).
3) Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan anlogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakannya yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
Contoh :
Dana program kemitraan bina lingkungan badan usaha milik Negara, seperti Jamsostek, diminati para pekerja kreatif lapangan. Dengan dana tersebut, mereka mengembangkan warung ramah ( Kompas, 2009 : 21 ).
4) Cara contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh :
Sebagian besar, hipertensi tidak memiliki penyebab khusus. Ada hipertensi yang muncul begitu saja karena orang tua mengalami hipertensi. Penyebab lain adalah karena penyakit-penyakit tertentu. Contohnya penyakit ginjal ( ginjal hipertensi ) da gangguan-gangguan hormon, tumor, kadar kolesterol tinggi, dan terkena diabetes dalam waktu lama membuat aliran darah menjadi tinggi dan menyebabkan kerusakan pada bagian dalam pembuluh darah. Kerusakan dan terjadinya endapan-endapan lemak di dalam darah menyebabkan pembuluh darah mengerut dan tekannya menyingkat ( Majalah Sekar : 99 ).
5) Cara Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh :
Wakil Ketua Kelompok Kerja Perempuan Majelis Rakyat Papua Frida Klasin mengungkapkan, masyarakat adat sudah terlalu lama mengalami perampasan hak dan terpinggirkan dalam kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, momentum konsultasi publik itu diharapkan menjadi titik tolak bagi keikutsertaan masyarakat adat dalam proses-proses perumusan kebijakan selanjutnya ( Kompas, 2009 : 21 ).
Banyak anggota DPR yang mangkir membuat rapat tidak mencapai kuorum sehigga tak bisa dilaksanakan. Padahal agenda rapat sangat penting dan perlu diselesaikan segera ( Kompas, 2009 : 4 )
6) Cara Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraph dengan cara definisi.
Contoh :
Berdasarkan Kamus Besar bahasa Indonesia, arti arisan adalah kegiatan pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya. Undian dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.
7) Cara Klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Menurut psikolog Andreas Hapsoro yang membuat para ibu sulit membedakan antara urusan kantor dan pribadi dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal atau persoalan pribadi yang dialami oleh ibu bekerja dan faktor eksternal atau di luar persoalan pribadi si ibu bekerja ( Majalah Sekar, 2009 : 30 ).
v Karangan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi
1. Narasi
Narasi adalah jenis karangab yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan.
Persoalan atau peristiwa dalam narasi :
· Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita.
· Di dalamnya ada tokoh yang diceritakan, baik manusia maupun bukan manusia.
2. Deskripsi atau Lukisan
· Bersifat informatif
· Tulisan didasarkan atas hasil pengamatan
· Pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (meniru kesan) penulis.
· Susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca.
3. Eksposisi atau Paparan
Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menerangkan suatu pokok masalah atau pikran yang dapat memperluas pengetahuan seseorang atau pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan data-data kesaksian, seperti gambar, grafik, statistik, dan sebagainya. Jika dalam deskripsi kesan subjektif pengarang tampak lebih menonjol, dalam eksposisi tidak.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isinya.
v Macam-macam paragraf :
a. Berdasarkan tujuannya
1). Paragraf Pembuka : Parafgraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
2). Paragraf Penghubung : Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang daripada alinea pembuka.
3). Paragraf Penutup : Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
b. Berdasarkan letak kalimat utama
1). Paragraf deduktif :
1. letak kalimat utama di awal paragraf
2. dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2). Paragraf induktif :
1. letak kalimat utama di akhir paragraf
2. diawali dwngan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
3). Paragraf campuran :
1. letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
2. kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.
c. Berdasarkan isi, antara lain :
1). Paragraf deskripsi : kalimat utama tak tercantum secara nyata tema paragraf tersifat dalam keseluruhan paragraf biasa dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2). Paragraf proses : tidak terdapat kalimat utama pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.
3). Paragraf efektif : paragraf efektif ialah alinea yang memenuhi ciri paragraf yang baik, alinea terdiri atas satu beberapa kalimat terdirei atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas tidak boleh ada kalimat sumbang ada koherensi antarkalimat.